Friday, May 15, 2020

Bagaimana Cara Melakukan Growth Hacking Strategy ?


Growth hacking merupakan suatu teknik marketing yang digunakan oleh perusahaan startup dalam bidang teknologi yang berbasis kemampuan berpikir analitis, berbasis kreativitas dan metrik sosial. Teknik marketing ini bertujuan untuk mendapatkan publikasi dan menjual produk. Jadi, di dalam pengembangan bisnis startup, istilah ini sangat dibutuhkan.
Pada umumnya, kata strategi mengacu pada pendekatan jangka panjang untuk pertumbuhan suatu bisnis dan tidak sering berubah-ubah. Sedangkan taktik merupakan sebuah implementasi jangka pendek dari strategi, dan dapat berubah sesuai dengan informasi atau prioritas baru. Strategi growth hacking biasanya dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
  1. Mempromosikan bisnis menggunakan sebuah konten, atau pemasaran konten.
  2. Mempromosikan produk di dalam produk atau pemasaran produk.
  3. Membayar kegiatan promosi atau iklan.
Setelah menentukan strategi, berikut ini ada beberapa taktik yang bisa Anda lakukan:
  1. Memastikan produk atau layanan Anda dicari dan dibutuhkan dipasaran serta memiliki kualitas yang tinggi. Mulailah untuk melakukan survey saat Anda memiliki ide tentang produk baru. Sebarkan survei tersebut sebelum Anda mulai memproduksinya.
  2. Memanfaatkan email marketing. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengumpulkan subscribers dengan cara memasang opt-in di website Anda saat ada orang yang akan keluar dari website. Exit-intent akan membantu mendeteksi ketika seseorang akan meninggalkan website Anda dan sebuah pop-up akan muncul sebelum mereka meninggalkan website. Dengan begitu, perhatian pengguna lebih mudah didapatkan. Dan akan meningkatkan kemungkinan seseorang untuk memasukkan email mereka ke email list Anda.
  3. Menawarkan diskon untuk social shares. Dengan social network, Anda dapat menyebarkan berita tentang produk atau layanan Anda. Selain itu, Anda pun bisa mendapatkan leads dan sales baru melalui word-of-mouth dan social shares.
  4. Melakukan video marketing. Melalui storytelling video, Anda dapat meningkatkan kredibilitas brand Anda dan meningkatkan conversion rate. Konten visual akan menarik lebih banyak perhatian dan views di social media, yang bisa dalam bentuk infographics, charts, memes, dan videos.
  5. Mengadakan kompetisi untuk meningkatkan brand awareness tentang bisnis Anda di luar sana. Dengan mengadakan kompetisi, Anda tidak hanya mendapatkan customer baru, tetapi Anda juga akan mendapatkan exposure yang lebih besar.
   Menjadi Growth Hacker
Growth hacker adalah sebuah sebutan jabatan yang lazim digunakan secara formal oleh berbagai perusahaan di luar negeri terutama di Silicon Valley. Istilah growth hacker yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah peretas pertumbuhan, pada umumnya dipakai pada industri digital atau startup company. Idealnya, menjadi growth hacker memiliki tipikal seperti berikut ini:
  1. Memiliki pengetahuan teknis yang cukup dalam menyampaikan ide kepada programmer.
  2. Nyaman dalam bekerja dengan data-data.
  3. Memiliki intuisi yang bagus pada pemasaran internet.
  4. Memahami bagaimana dampak optimasi kecil pada keseluruhan proses.
  5. Memahami nilai inti sebuah produk terhadap konsumen.
Para pelaku growth hacking atau biasa disebut dengan growth hackers merupakan orang-orang yang ahli dalam memakai teknik SEO, pemasaran konten, analisis situs dan melakukan testing. Di dalam dunia internet marketing, seorang growth hackers memang sangat dibutuhkan. Tanpa adanya mereka, maka website startup tidak akan dikenal oleh banyak orang. Para growth hacker akan menemukan strategi apa yang paling bagus dan efektif untuk pemasaran bisnis startup, tanpa harus mengeluarkan banyak anggaran. Misalnya dengan cara melakukan pemasaran lewat media cetak, televisi, Youtube dan lain sebagainya. Atau bisa juga melalui sosial media yang sudah memiliki banyak followers.
Ada beberapa studi kasus growth hacking yang terkenal, diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Hotmail, pertama kali diluncurkan pada tahun 1996 dan mengalami pertumbuhan yang lambat walaupun telah gunakan media iklan konvensional seperti poster, billboard bahkan radio. Mereka menemukan data bahwa sebanyak 80% penggunanya berasal dari rekomendasi (referral) pengguna, yang menginspirasi Tim Draper (salah satu investornya) untuk menaruh kalimat “P.S. I love you. Get your free email at Hotmail”. Pada awalnya ide tersebut tidak diterima karena faktor etika. Namun akhirnya, ide tersebut diimplementasi dengan membuang kata “P.S. I love you”. Dan hasilnya, terjadi pertumbuhan eksponensial hingga ada 3.000 pengguna baru setiap hari.
  2. Airbnb, menggunakan cara growth hacking yang tidak sembarang marketer (non-programmer) dapat melakukannya. Mereka membuat sebuah sistem yang memungkinkan pengguna Airbnb untuk memasangkan iklannya ke Craigslist.org yang telah memiliki lebih dari 10 juta pengguna. Kemudahan yang diberikan Airbnb tersebut kepada penggunanya secara tidak langsung telah menguntungkan Airbnb. Dengan semakin banyak pengguna Craigslist yang melihat iklan Airbnb, maka akan semakin banyak pula pengguna Airbnb.
Corong Growth Hacking
Growth hacker lebih fokus pada strategi untuk membangun sebuah bisnis. Mereka biasanya menetapkan prioritas untuk melakukan akuisisi customer dan skala bisnis. Selain itu, mereka juga mengembangkan, menerapkan, serta menguji ide untuk membantunya dalam mencapai tujuan. Salah satu hal penting dalam suatu strategi marketing adalah mengukur kesuksesan. Kebanyakan growth hacker fokus pada langkah AARRR, yaitu:
1. Acquisition
Acquisition merupakan titik kontak pertama antara merek, website atau produk Anda dan pelanggan. Ini merupakan langkah yang penting karena disini Anda akan mengetahui apakah mereka akan engage dengan bisnis Anda atau tidak. Jika bounce rate Anda terlalu tinggi, maka hal ini tidak akan bagus untuk bisnis Anda. Anda bisa saja menggunakan program heatmap untuk melihat pola kebiasaan pengunjung website. Tahap lanjutan dari acquisition adalah mendapatkan pengunjung untuk lebih engage di website Anda. Misalnya dengan berlangganan blog, memulai trial, atau follow akun social media Anda.
2. Activation
Langkah kedua pada growth funnel adalah activation di mana orang-orang sudah mulai menggunakan produk atau layanan Anda. Mendapatkan subscribers dan followers merupakan bagian dari acquisition. Sementara mengubah subscribers atau followers menjadi pelanggan adalah bagian dari activation. Anda dapat memulai langkah ini dengan mengirimkan email ke customer, mengingatkan mereka tentang produk-produk dan layanan yang Anda tawarkan. Buatlah email yang menarik agar mereka mau mencoba produk atau layanan Anda. Pada langkah ini, customer juga akan melihat value dari produk dan layanan Anda untuk menentukan apakah mereka akan terus menggunakannya atau tidak.
3. Retention
Pada langkah ini, Anda harus fokus untuk menjadikan pelanggan sebagai regular customer. Hanya karena mereka mencoba menggunakan produk atau layanan sekali, maka mereka akan mau terus-menerus menggunakan produk atau layanan Anda. Di langkah ini, Anda harus memastikan bahwa mereka akan kembali untuk menggunakan produk atau layanan Anda di waktu yang akan datang.
4. Referral
Word-of-mouth merupakan salah satu strategi marketing yang terbaik. Oleh karena itu, referensi dapat menjadi salah satu strategi terkuat untuk menarik lebih banyak customer. Referral akan membantu meningkatkan pertumbuhan organik. Kemudian menjadikan pelanggan sebagai marketer brand Anda merupakan salah satu strategi marketing yang solid. Kebanyakan orang akan lebih percaya jika mereka mendapatkan saran dari teman atau keluarga dalam memilih sebuah produk atau layanan. Sekarang, sudah banyak bisnis yang menawarkan kode diskon jika Anda mengundang beberapa teman untuk mencoba produk bisnis tersebut atau hanya sekedar melakukan shares tentang produk tersebut di social media. Langkah ini akan membantu meningkatkan traffic website Anda serta jumlah customer Anda.
5. Revenue
Tujuan dari sebuah bisnis adalah untuk mendapatkan sebuah revenue. Setelah Anda mendapatkan customer, Anda tentu saja sudah dapat menghitung revenue yang Anda peroleh dari hasil penjualan produk atau layanan Anda.
Setiap langkah pada funnel growth hacking harus selalu dianalisa dan diuji. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan dan menggunakan kembali strategi-strategi serta cara-cara yang memiliki hasil terbaik. A/B Testing merupakan salah satu hal yang harus selalu dilakukan dalam growth hacking. Dengan melakukan A/B Testing, maka Anda dapat menemukan strategi mana yang paling efektif dan harus Anda teruskan serta maksimalkan.












PENGARUH SOSIAL MEDIA PADA PENGGUNAAN SAAT INI

Rasa-rasanya hampir seluruh masyarakat Indonesia mengenal istilah sosial media. Penggunaanya pun bermacam-macam, ada yang menggunakannya untuk mempromosikan produknya, karyanya, atau bahkan hanya sekedar sharing tentang kegiatan harian kita masing-masing.
Apapun tujuan kamu menggunakannya, sah-sah saja selama itu tidak menyalahi aturan di Indonesia. Sejarahnya dimulai sejak tahu 1970-an dengan ditemukannya Talkomatic, aplikasi multi-chat room semacam WhatsApp chat grup sekarang ini.
Penggunaan dan perkembangan sosial media terus berkembang hingga saat ini. Sejalan dengan mudahnya akses internet bagi banyak orang, internet of things (IoTs), dan faktor-faktor lainnya. Pada artikel ini kita akan membahasnya lebih dalam dan ada juga informasi menarik lainnya. Baca terus sampai selesai yah!
Pengertian Sosial Media
Sosial media adalah teknologi berbasis komputer yang memfasilitasi dan mempermudah penggunanya dalam berekpresi, berinteraksi, dan mendapatkan informasi secara online (daring).
Dalam penggunaannya memudahkan seseorang untuk membagikan idenya, karya-karyanya, pikirannya, melalui komunitas yang terbangun secara online. Sosial media mengunakan teknologi berbasis website atau aplikasi, dengan bantuan internet dan perangkat seperti komputer ataupun smartphone untuk mengaksesnya.
Fitur Umum Sosial Media
Saat ini banyak sekali jenis dari media sosial yang bisa kamu temukan. Fiturnya dan tujuan penggunaannya yang berbeda membuat sulit bagi para ahli mendefiniskan sosial media itu sendiri. Namun ada beberapa fitur yang sama dari banyaknya jenis sosial media tersebut. Apa saja fiturnya, langsung saja kita bahas.
1. Interactive Wen 2.0
Fitur umum setiap media sosila yang pertama adalah penggunaan teknologi interactive web 2.0. Ini memungkinkan kita melakukan interaksi dua arah dengan orang lain. Berbeda dengan pendahulunya web 1.0 dimana seseorang hanya sebagai penonton pasif saja.
2. User Generatd Contents (UGC)
User generated contents (UGC) atau user created contents (UCC) adalah fitur umum kedua dimana setiap konten atau objek interaksinya berupa komen, foto digital, video, yang di unggah secara online yang bisa dilakukan oleh semua orang.
3. User Create Service ( UCS )
Sederhananya adalah website atau aplikasi sebagai wadah atau platform yang memungkinkan terjadinya interaksi secara online dengan fitur-fitur diatas
4. Social Network
Pembangunan jaringan sosial secara online dengan fitur diatas. Umumnya dengan menghubungkan setiap penggunananya dengan pengguna lainnya.
  • Top Social Media 2019

1. Facebook
Facebook yang ditemukan oleh Mark Zuckerberg dkk, yang sebelumnya diberi nama “facemash” pada 2003 masih menduduki peringkat pertama dengan estimasi pengguna sebanyak 2,3 milyar pengguna aktif di seluruh dunia.
Menurut data yang dihimpun dari statistika Indonesia menempati urutan ke-3 sebagai pengguna facebook, dengan jumlah pengguna aktif mencapai 130 juta pengguna.
2. Youtube
Tambahkan teks
Website yang memfokuskan video-sharing dalam penggunaannya menduduki peringkat ke-2 dengan jumlah user mencapai 1,9 milyar pengguna aktif diseluruh dunia. Youtube sendiri diciptakan oleh tiga sekawan Chad Hurley, Steven Chen, dan Jawed Karem pada tahun 2005.
Pengguna yang terdaftar mendapatkan akses untuk mengupload video atau karyanya tanpa ada batasan jumlah. Saat ini youtube menjadi media alternatif bagi banyak orang dalam mencari hiburan. Tidak hanya itu, kamu juga bisa menggunakan youtube untuk berkarir dan berkarya lho.
3. WhatsApp
WhatssApp adalah aplikasi yang menggunakan cross-platform-messaging dan Voice Over Internet Protocol (VoIP) yang memungkinkan penggunanya mengirimkan pesan berbentuk teks ataupun suara. Saat ini WhatsApp juga memiliki fitur yang memungkinkan seseorang mengirimkan gambar, video, dokumen, ataupun lokasi.
Saat ini ada 1,5 milyar pengguna WhatsApp di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri 40 persen menggunakan aplikasi ini dalam berkomunikasi sehari-hari.
WhatsApp dalam menawaran jasanya, tidak menuntut bayaran kepada penggunananya alias gratis. Aplikasi jenis ini dikenal dengan istilah Freeware. WhatsApp didirikan oleh Jan Koum dan Brian Acton pada tahun 2009 dan dibeli oleh facebook seharga 19 miliar US-dollar pada 19 februari 2014.
4. WeChat
WeChat didirikan pada tahun 2010 oleh Zhang Xiaolong yang sebelumnya bernama “Weixin” kemudian berganti nama menjadi “WeChat“. Pergantian nama ini adalah rebranding yang dilakukan untuk menembus pasar internasional.
Saat ini Jumlah pengguna WeChat tercatat sebanyak 1,08 Milyar pengguna. Perbedaann yang paling menonjol dari aplikasi serupa adalah adanya fitur payment service yang memungkinkan penggunananya membayar tagihan, memesan barang, dan transfer uang antar penggunanya.
5. Instagram
Instagram adalah sosial media dengan fitur foto dan video sharing yang dimiliki oleh facebook. Penciptanya adalah Kevin Systrom dan Mike Krieger. Instagram diluncurkan pada oktober 2010 dan saat ini memiliki pengguna aktif sebanyak 1 milyar pengguna.
  • Penggunaan Sosial Media

Setelah kamu mengetahu jenis media sosia dengan pengguna terbanyak di dunia, kali ini kita akan membahas tentang perkembangan penggunaannya saat ini.
Sekarang sosial media tidak hanya digunakan hanya sebagai alat komunikasi dan interaksi saja. Banyaknya pengguna sosial membuat media satu ini menjadi tempat menarik bagi para pebisnis dalam memasarkan produknya.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang perkembangan sosial media berdasarkan penggunanya akan kita bahas bersama-sama sebagai berikut :
1. Pemerintah
Dengan adannya media sosial  memungkinkan pemerintah berinteraksi secara langsung dengan masyarakatnya. Baik menginformasikan kebijakan yang akan berlaku, maupun memberikan informasi penting dengan cepat seperti potensi terjadinya bencana.
Tidak hanya itu pemerintah juga dapat melihat secara langsung dampak dan opini publik tentang kebijakan yang telah dikeluarkan. Selain itu akses langsung publik secara online kepada pemerintah menjadi faktor pendukung terciptanya pemerintahan yang transparan.

2. Bisnis
Kedua adalah penggunaan media sosial dari para pebisnis baik itu dalam riset pasar, komunikasi, ataupun promosi produknya. Informasi yang didapat dari media sosial sering kali digunakan para digital marketer untuk mengidentifikasi tren untuk bisnis model mereka.
Indentifikasi tren ini penting bagi para pebisnis dalam mengindentifikasi perubahan psikologis pasar terhadap produknya. Tidak hanya itu di era digital saat ini media sosial merupakan salah satu faktor penting dalam kesuksesan perusahaan dalam membangun sistem e-commerce mereka.
3. Data Mining
Data yang kamu bisa kumpulkan dengan menganalisa kegiatan dan aktifitas para pengguna di sosial media. Banyak yang tidak sadar bahwa pada saat kamu menggunakan aplikasi kamu mengizinkan perusahaan mengakses data pribadi kamu.
Data ini umumnya berisi informasi umum pengguna seperti nama, alamat, tanggal lahir dan lain sebagainya. Data-data tersebut dikenal dengan istilah Big Data. Big data ini digunakan banyak perusahaan sebagai target produksi produk-produk mereka.
Pernah kah kamu mengalami misal kamu sedang browsing baju atau alat elektronik, kemudian saat kamu membuka sosial media kamu muncul iklan yang berkaitan dengan browsing kamu sebelumnya. Menarik bukan?
4. Politik
Penggunaan media sosial dalam ruang lingkup politik masih segar rasanya dari ingatan kita, mengingat dari pemilihan umum 2019 lalu. Meluasnya portal berita yang tadinya hanya kita bisa akses melalui radio atau televisi sekarang kita bisa akses informasinya dari mana saja.
Hal ini mempermudah tereksposenya generasi muda pada agenda-agenda politik di Indonesia secara umum.
  • Dampak Sosial Media

Seperti yang kita sudah ketahui diskusi tentang penggunaan sosial media banyak menuai pro dan kontra. Untuk mengetahui apa saja dampaknnya langsung saja kita bahas pada pembahasan berikut.
1. Disparitas
Menurut KBBI disparitas adalah perbedaan; jarak yang secara umum bisa kita artikan sebagai kesenjangan. Kesenjangan yang dimaksud disini adalah kesenjagan seseorang untuk mendapatkan informasi.
Orang yang tinggal di daerah terpencil, orang miskin, dan orang dalam usia senja akan memiliki kesulitan untuk mengakses informasi dari internet. Hal tersebut busa terjadi karena tidak adanya akses internet, tidak memiliki perangkat pendukung seperti smartphone, dan ketidak mampuan menggunakan teknologi yang ada bagi para lansia.
Ketimpangan dalam kemudahan akses informasi ini juga dapat terjadi dalam dunia pendidikan kita. Misal sekolah yang mampu mengadopsi teknologi dalam kurikulum mengajarnya akan memiliki akses informasi dan kemudahan belajar yang lebih dibandingkan sekolah konvensional.
2. Kesehatan Fisik dan Mental
Media sosial dapat berdampak negatif terhadapa kesehatan seseorang, baik kesehatan fisiknya ataupun kesehatan mentalnya. Hal ini disebabkan oleh masalah yang disebut dengan Information Overload, dimana seseorang mendapatkan informasi yang sangat banyak dan tidak mampu lagi untuk memprosesnya.
Masalah seperti cyber-bullying dan “trolling” merupakan salah satu masalah sosial yang nyata dan tejadi saat ini. Masalah tersebut dapat membuat korbanya mengalami depresi, dan dapat berujung kepada hal ekstrim lainnya.
3. New Narcisme
Salah satu sisi gelap dari media sosial adalah lahirnya narsisme jenis baru. Tidak banyak orang yang mengorbankan hal penting hanya untuk mendapatkan “pengakuan” secara online.
Banyak hal yang kita bisa dapat dari sosisal media tapi banyak juga hal negatif yang bisa ditimbulkan dalam penggunaannya. Setelah membaca artikel ini semoga kita semakin bijak dalam menggunakan sosial media yah.







CASH BACK

Bagi kamu yang sering memburu promo,ketahuilah apa itu cashback.

Pasti di era digital ini sering sekali kalian mendengarkan dan melihat iklan cashback 20% sampai 50%. Biasanya kalian melihatnya di gerai-gerai makanan yang ada di mall. Tapi kalian tahu ga si pengertian dari cashback itu sendiri? Bagaimana penggunaannya? Penasaran kan dengan promo ini? Ayo kita bahas lebih lanjut tentang cashback!

Dulu sebelum munculnya aplikasi financial technology atau biasanya disebut sebagai fintechcashback berbentuk voucher belanja. Jadi jika kamu membeli barang seharga 300 ribu rupiah dengan cashback 100 ribu rupiah, kamu harus membayarnya 300 ribu rupiah terlebih dahulu, setelah itu kamu akan mendapatkan voucher 100 ribu rupiah untuk hadiah dari promosi itu sendiri. Sudah paham belum dengan cara kerja cashback? Kalau belum kita lanjut yuk ke definisi agar kamu lebih paham!

Definisi Cashback!

Jadi dalam definisinya, cashback adalah penawaran dimana pembeli diberikan persentase pengembalian uang tunai atau uang virtual atau bahkan diberikan suatu produk tetapi dengan memenuhi syarat pembelian tertentu yang telah ditentukan oleh pihak penyelenggara cashback. Dalam pemasaran ini salah satu bagian dari incentive marketing agar pembeli mendapatkan kepuasan dan akhirnya loyal pada produk kita.Kebanyakan promosi bentuk ini pada jaman sekarang tidak benar-benar berupa pengembalian uang tunai langsung ke tangan pembeli. Biasanya pada jaman sekarang, penjual memberikan cashback dalam bentuk deposit. Kalian tahu tidak apa itu deposit? Singkatnya adalah uang yang disimpan dalam akun anda, seperti tabungan.

Cara ini dilakukan agar pembeli tetap memakai jasa dari bank atau aplikasi yang ia gunakan untuk mendapatkan cashback.

Jenis - Jenis Cashback

1. Kartu Kredit

Dalam pengertiannya, cashback kartu kredit adalah suatu program yang dikeluarkan oleh suatu bank  tertentu yang dapat memberikan keuntungan kepada para penggunanya. Keuntungan yang didapat adalah penerbit kartu kredit akan memberikan pengembalian sejumlah uang bila kamu melakukan transaksi tertentu atau ketika nilai transaksi yang kamu lakukan mencapai nominal tertentu.

Kemudian penerbit kartu kredit juga tidak mengembalikan uang saja, tetapi juga memberikan sebuah promo pada pemakai kartu kredit yang ia keluarkan. Pengembalian dan promo ini juga tergantung pada kebijakan masing-masing bank dan jenis kartu kredit yang dimiliki.

Dengan begitu persentase yang diberikan akan berbeda-beda nominalnya. Semakin besar kita menggunakan uangnya, maka semakin besar juga cashback yang didapatkan. Akumulasi dari tiap uang dalam promo kartu kredit yang diperoleh tiap bulan ini bisa kamu gunakan untuk membayar iuran bahkan tagihan bulanan atau berbelanja barang-barang kebutuhan lainnya.

Bahkan beberapa bank sudah menerbitkan bermacam-macam jenis kartu kredit beserta fungsinya dan cashback yang didapatkan. Ada kartu kredit untuk travel yang berbentuk miles untuk ditukarkan dengan tiket pesawat, ada kartu kredit yang poinnya dapat ditukar ke pulsa internet, atau ada juga yang ditukar ke voucher game. Jadi kamu bisa memilih jenis kartu kredit sesuai kebutuhan kamu dan sesuai dengan reward yang kamu ingin dapatkan.

2. Toko Online

Arti cashback toko online adalah suatu program yang dikeluarkan oleh suatu online shop. Promo ini didapatkan lewat memberikan uang bila kamu membeli barang yang kamu inginkan lewat toko online tersebut. Nominal yang diberikan juga tergantung dengan nilai harga yang kamu beli.

Promosi cashback online ini biasanya bukan merupakan uang tunai dalam pengembaliannya, melainkan berupa voucher atau uang digital. Tetap bisa juga penyedia promo ini memberikan cashback untuk dipakai pada pembelanjaan berikutnya di online shop yang sama. Maka dari itu pembelian selanjutnya akan dipotong harga aslinya.

Hal ini dapat menguntungkan kedua belah pihak, yaitu pembeli dan penyedia. Dari sisi pembeli dapat menghemat pengeluaran untuk pembelian selanjutnya, sedangkan dari pihak online shop dapat membuat pelanggan menjadi setia, karena akan terus menggunakan cashback yang diberikan di pembelian berikutnya untuk di pembelian selanjutnya. Seperti yang sudah kita lihat di atas ini adalah salah satu bagian dari incentive marketing.

3. Property

Pengertian cashback property adalah suatu program yang dikeluarkan oleh suatu pengembang atau developer property. Ia memberikan keuntungan dengan cara dimana pengembang property akan memberikan cashback jika konsumen membeli property yang mereka jual baik itu rumah, apartemen, ruko, dan lainnya.

Biasanya developer property memberikan cashback dalam bentuk suatu barang sebagai pelengkap property yang dibeli, misalnya TV, AC, Lemari Es, dan kebutuhan rumah lainnya, bahkan ada pengembang property yang memberikan cashback berupa kendaraan bermotor yaitu sepeda motor atau mobil jika harga property tersebut cukup besar.Kegiatan marketing ini terbukti cukup ampuh untuk menjaring konsumen, karena konsumen menganggap akan melakukan penghematan setelah membeli property yang harganya cukup mahal tersebut karena akan mendapatkan cashback yang nilainya cukup besar pula.

4. Kendaraan Bermotor

Arti cashback kendaraan bermotor hampir sama dengan cashback property, yaitu suatu program yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan pembiayaan atau leasing yang memberikan keuntungan dimana perusahaan leasing akan memberikan cashback jika konsumen membeli kendaraan bermotor yang mereka jual baik itu mobil maupun sepeda motor.

Biasanya perusahaan leasing memberikan cashback dalam bentuk suatu barang, misalnya Laptop, HandphoneTablet, atau produk yang menarik perhatian, bahkan ada ada yang memberikan cashback berupa sparepart dari kendaraan atau bisa juga voucher untuk membeli oli atau ban. Promo ini banyak disukai oleh konsumen, karena konsumen senang akan mendapatkan suatu bonus barang dari pembelian kendaraan bermotor yang mereka lakukan.

Sebenarnya ada banyak jenis-jenis cashback yang lainnya, misalnya cashback paket wisata, cashback pembelian peralatan dapur, cashback pembelian perlengkapan sekolah, dan sekarang yang sedang sangat sering dijumpai adalah cashback makanan dan minuman. Semuanya tergantung dari perusahaan, merchant, atau penyelenggara program promo cashback ini. Tetapi cashbackcashback ini biasanya dimasukkan kedalam bentuk-bentuk cashback di atas.

Kelebihan dan Kekurangan Dari Cashback.

Walaupun cashback terlihatnya menguntungkan bagi konsumen, tapi nyatanya ada beberapa keurangan cashback, berikut kelebihan dan kekurangannya:

Kelebihan

Dari penjabaran diatas, keuntungan atau kelebihan cashback sudah cukup jelas, yaitu memberikan “uang kembali” bagi konsumen, yang manfaatnya bisa dirasakan oleh konsumen dan bisa dianggap sebagai bonus dari pembelian yang mereka lakukan atau konsumen bisa melakukan penghematan pada transaksi berikutnya.

Kekurangan

Terlihat menguntungkan, nyatanya cashback mempunyai kekurangan. Apa aja sih kekurangannya? Mari kita bahas lebih lanjut lagi mengenai kekurangan dari cashback.

1. Syarat Pembelian

Biasanya ada syarat bagi konsumen untuk melakukan pembelanjaan dalam jumlah tertentu untuk mendapatkan cashback tersebut. Misalnya, ada penawaran promo cashback 10% pada suatu toko online tertentu jika melakukan pembelian barang minimal sejumlah 250 ribu rupiah. Kalau konsumen hanya melakukan pembelian sejumlah 200 ribu rupiah, maka dia tidak berhak mendapatkan bonus cashback.

2. Waktu Pembelian

Saat ini hampir semua pihak penyelenggara cashback tidak memberikan cashback langsung pada saat pembelian, tetapi harus menunggu hingga periode tertentu misalnya beberapa hari, beberapa minggu, bahkan beberapa bulan sebelum mereka mendapatkan cashback tersebut dan bisa mempergunakannya.

3. Masa Berlaku

Umumnya penawaran cashback berlaku dalam periode terbatas, misalnya hanya berlaku hingga beberapa minggu atau beberapa bulan kedepan. Jadi ketika periode itu berakhir, konsumen tidak akan bisa menggunakan cashback tersebut.

4. Iuran

Ada kalanya, pihak penyelenggara cashback mengenakan semacam iuran yang harus dibayarkan oleh konsumen yang biasanya diberikan tenggat waktu. Jika ada keterlambatan dalam pembayaran, maka konsumen akan kehilangan cashback. Tetapi tidak semua program mengenakan iuran semacam ini.

5. Fleksibilitas

Bentuk cashback biasanya sudah ditentukan oleh perusahaan atau merchant penyelenggara program cashback, konsumen tidak bisa menentukan cashback yang akan mereka terima. Misalnya cashbacknya sudah ditentukan hanya untuk pembelian produk tertentu, atau bahkan cashbacknya sudah ditentukan berupa barang tertentu, dan sebagainya, jadi dari sisi konsumen terasa kurang fleksibel.

Nah jadi begitu lah konsep cashback dalam dunia bisnis. Bagi kamu pembeli atau konsumen, kamu harus memperhatikan beberapa syarat dan keuntungan apa saja yang akan kamu terima ketika kamu memakai promo dari cashback ini. Agar kamu juga tidak merasakan kekecewaan.

Tapi bagi kamu seorang pebisnis, perlu melakukan promosi cashback ini untuk menjual barang kamu, agar kamu mendapatkan loyalitas yang tinggi dan orang-orang akan membeli produk atau menggunakan jasa dari perusahaan kamu. Demikian kamu akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar.






Friday, May 1, 2020

TOWARD HOME AS HEADQUARTERS ?

Will social distancing accelerate a trend toward home as headquarters ?
As COVID-19 sweeps around the world, vast swaths of the workforce find themselves working from home for extended periods for the first time. Many of them are learning how to structure time and use technology to make the transition as seamless as possible.
But the coronavirus could accelerate a trend that was already underway. Even before social distancing and sheltering in place, home was becoming the logistical headquarters for busy people looking to make better use of their time. Whether it was skipping the commute or the line at the grocery store, online searches and shopping habits prior to the pandemic indicated a desire by people to spend more of their time on pursuits that give them joy, pleasure, or comfort (and less of it sitting in traffic).
Working from homeGroceries from the couchLooking forwardThanks to advances like high-speed internet and better teleconferencing technology, more and more people were already transforming their homes from places where they eat, sleep, and make family memories into places where they also work.Telecommuting and remote work had been on the rise for years, as people sought more flexible work arrangements or took on side gigs to make ends meet. Prior to the pandemic, mobile searches for “remote jobs” had increased by over 210% over the last two years.

And it’s not just searches. The actual number of people working from home is on the rise. A Global Workplace Analytics analysis of the U.S. Census Bureau’s American Community Survey data between 2005 and 2018 found that working at home has grown by 173% between 2005 and 2018 and that “5 million employees (3.6% of the workforce) now work from home at least half the time.” Those figures exclude the self-employed.The primary driver seems to be a better quality of life. In its Global Workspace Survey, flexible workspace provider IWG found that “80% of workers in the U.S. would choose a job that offered flexible working over a job that didn’t, and [30%] of people value being able to choose their work location over an increase in vacation time.” It also found that “more than two-fifths of U.S. workers see commuting as the worst part of their day.”
With more people spending time at home — and perhaps because fewer commutes mean fewer side trips to the grocery — shopping patterns have been changing as well.E-commerce is nothing new. People have been shopping and buying everything from books to appliances online for over a decade. Now they’re adding groceries to the mix. One of the clearest indications of this is the growth in searches for grocery delivery and pickup services. Pre-outbreak mobile searches for “grocery delivery” have grown over 130% over the past two years.2 That includes searches for phrases like “grocery delivery near me” and “grocery delivery app.” This rise coincides with major grocery chains offering delivery and pickup service — and advertising them — nationwide.
According to NPD, the number of U.S. consumers 18 and older who shopped online for groceries, whether delivery or pickup, increased by about 51 million from the quarter ending November 2018 to the quarter ending February 2019.An earlier study by NPD found that the benefits of online grocery shopping, like not needing to leave home, price comparisons, speed, and not having to wait in lines are enough for a growing number of consumers to be enticed. And the top barrier to online grocery shopping was “wanting to pick out their own fresh items.”
With millions now working from home out of necessity and ordering grocery delivery or pickup to adhere to health officials’ guidelines, consumer sentiment regarding remote work and online grocery shopping is likely to change. More people are likely to realize that it’s not as hard as they once thought. Everyone is forming new habits and establishing new norms.For the time being, people working from home may be searching and shopping for ways to create comfortable work spaces in their homes or replicate their office. Meanwhile, people looking for grocery services might be a little less worried about speed or the quality of their produce and more concerned about accurate inventory messaging.
In the short term, marketers will need to find ways to be helpful to people trying to meet their most basic needs. And in the long term, we’ll all need to adapt to this “new normal” and work to understand what it means for all aspects of our industry when home becomes people’s new headquarters.
Austine blogger....❤

AUSTINE BLOGGER